SELAMAT DATANG STAFF MUDA EM UB 2011

|



Malang

– Eksekutif Universitas Mahasiswa Brawijaya mengadakan kegiatan Training Organization (TO) dalam rangka penyambutan sekaligus pelatihan Staff Muda Ekekutif Mahasiswa di keluarga kabinet Pahlawan Brawijaya. Acara yang berlangsung kemarin (23/10), bertemakan ‘Mencetak Staff Muda EM UB 2011 Yang Visioner dalam Mengabdi kepada Tuhan, Bangsa, dan Almameter’ dan kegiatan ini bertempatkan di Auditorium lantai 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Brawijaya. Dari agenda diharapakan dapat menjadi langkah awal yang memotivasi dan beredukasi bagi mahasiswa, khususnya staff muda yang telah menjadi bagian Eksekutif Mahasiswa. “Semoga salah satu dari kalian yang hadir dan berada di depan saya, suatu saat nanti bisa berdiri didepan sini juga” kata Presiden Eksekutif Mahasiswa UB 2011, Arief Budi Laksono menekankan pentingnya acara ini.
Di awal kegiatan ini, Menteri Kebijakan Publik di EM UB 2011 yaitu bapak Win Ariga menjadi pemateri pertama. Mahasiswa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) tersebut mengisi topik pembahasan berorientasi tentang ‘Struktur dan Manajemen Aksi’. Dalam materi yang disampaikan, bapak Win Ariga selaku salah seorang aktivis menyampaikan seberapa penting perlunya dan fungsinya aksi mahasiswa. Demonstrasi diperlukan salah satunya untuk memberikan pelajaran politik kepada mahasiswa dan rakyat yang tidak peka dengan keadaan negerinya ini. Selain itu untuk mengontrol kebijakan-kebijakan pemerintahan atau penguasa, agar dalam implementasi ke perangkatnya tidak terjadi miss- targeting dan out of control. Dengan kata lain, ini juga menjelaskan sala satu peran mahasiswa untuk selalu menaruh mata dan telinga di dalam kalangan atas. Korelasinya ialah aksi mahasiswa sebagai salah satu aktivitas yang dapat menunjukkan kepedulian mahasiswa dalam membela kepentingan rakyat Indonesia.
Sang aktivis yang baru saja datang dari Jakarta setelah demonstrasi bersama Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) tersebut, juga menjelaskan bagaimana suatu aksi supaya berjalan dengan tertib dan aman. Manajemen aksi merangkul dari struktur keanggotaan, dimana terdapat koordinator lapangan beserta wakil (korlap), hubungan masyarakat (humas), keamanan, dan agitator, serta orator-orator ulung yang bisa mewadahi dan menumpahkan seluruh semangat demonstran. Analoginya ialah ketika setiap organ dan anggota badan berjalan dengan baik, maka tubuh itu sehat dan bisa melaksanakan segala sesuatunya dengan maksimal.
Presiden BEM Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Deta Fajri Adi mengusung judul ‘Spirit of Leadership’ yang membawa pengertian dan pemahaman leadership atau sifat kepemimpinan kepada staff muda EM UB 2011. Secara panjang lebar beliau menjelaskan sikap-sikap dasar yang harus dimiliki oleh setiap anggota Pahlawan Brawijaya yang salah satunya yaitu kepemimpinan. Pria kelahiran Bontang ini juga mengatakan “Kepemimpinan bukanlah tentang posisi, melainkan suatu sikap yang dapat memengaruhi orang lain ke jalan yang lebih baik. Oleh karenanya, Leadership is a choice.”

Setelah waktu ishoma (istirahat, sholat, dan makan) selama kurang lebih 20 menit. Acara dilanjutkan dengan pembicara bapak Qadaruddin Fajri Adi, STP yang didatangkan langsung dari Yogyakarta. Lelaki yang telah menjadi lulusan Universitas Gajah Mada tersebut, membawakan materi tentang ‘Aktivis dan Pergerakan Mahasiswa di Indonesia’. Pembahasan lebih mengkhusyukkan dalam pergerakan dan keadaan mahasiswa dari masa orde hingga reformasi sekarang. Selain itu beliau juga mengkritisi karakter pemuda modern ini, dimana bekal pendidikannya yang masih minimal atau terbatas. Kegiatan lainnya yaitu perkenalan Kabinet Pahlawan Brawijaya dan adu jargon antar kementrian. Salah satu ajrgon yang paling menarik disuguhkan oleh Kementrian Infokom dengan penuh semangat dan ledakan.
Akhirnya menuju akhir acara yaitu simulasi aksi dengan tema ‘Penurunan biaya SPP’ di depan rektorat tepat di lapangannya. Ini dilaksanakan agar dapat memupuk jiwa staff eksekutif muda yang kuat dan juga memahami manajemen aksi. Teriakan-teriakan “Turunkan SPP” membahana pada sore itu. Seolah-seolah tak dapat dibedakan antara simulasi dan aksi yang riil. Mungkin karena tuntutan itu bersifat yang sebenar-benarnya. Bahkan ada beberapa dari mereka yang meneriakan “Turunkan SPP atau rektor yang turun”. Namun, simulasi kasi itu tidak berjalan lama. Andai saja…

Aksi Mahasiswa Universitas Brawijaya Mengevaluasi SBY

|


Aksi Mahasiswa Universitas Brawijaya Mengevaluasi SBY
20/10, Dalam rangka memeringati 7 tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, sekaligus 2 tahun kepemimpinan SBY-Boediono. Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya beserta jajaran BEM Fakultas Universitas Brawijaya menggelar aksi evaluasi pemerintahan di depan gedung DPRD kota Malang. Aksi ini juga sebagai salah satu rentetan dari rangkaian kegiatan Front Eksekutif Mahasiswa di seluruh Indonesia. Hal ini ditunjukkan kepada pemerintahan SBY yang telah gagal dalam menepati janji-janjinya. Yang mana tercermin dalam 4 indikator utama yaitu perlindungan WNI, pewujudan target pendidikan, penegakkan kekuatan hukum, dan kesehjateraan umum.
Acara yang diawali dengan long-march mulai dari Masjid Al- menuju ke gedung DPRD Malang, panji-panji dan jargon membahana selama perjalanan almameter biru. Sesampainya disana, Hadangan polisi telah mengamankan acara lain yang serupa digawangi oleh KAMMI, HMI, dan PMII . Tuntutan semua pihak sebenarnya sama agar SBY secepat mungkin meninggalkan kursinya. Terlihat dari orasi-orasi yang dikumandangkan bahwa pemerintahan seperti ini sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Ketika tenaga kerja baik luar dan dalam negeri tidak diperhatinkan lagi keadaanya. Bahkan, beberapa pejuang devisa negara telah siap dihukum mati di luar sana tanpa adanya pengusutan yang lebih dalam. Belum lagi target pendidikan pemerintah, 20% dana APBN yang telah dialokasikan tidak terasa manifestasinnya. Berbicara kesehjateraan umum, apabila data-data konkret diatas tidak teratasi, presentasi tercapainya kesehjateraan pasti makin tereduksi. Parahnya lagi, korupsi-korupsi yang merajalela tidak kunjung selesai pengusutannya. Macam kasus century, mafia pajak, dan kasus-kasus yang membelit kementrian akhir-akhir ini. “Reshuffle kosong! Hanyalah pengalihan isu-isu besar dan penting” sahut Arief Budi Laksono, Presiden Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya.

Selain itu, teaterikal dari BEM FIA Universitas Brawijaya tentang sikap acuh SBY terhadap permasalahan nyata negeri ini ditampilkan. Dilanjutkan peniupan lilin serta pembakaran kertas yang menunjukkan bahwa pemerintahan di tahun ini telah gagal merealisasikan harapan rakyat. Sebelum kegiatan ditutup dengan doa, Presiden EM Univerrsitas Brawijaya berhasil masuk menjadi perwakilan ke gedung DPRD menyampaikan pesan rakyat melalui mahasiswa. Besar harapan aksi ini akan membuat pemerintahan kebakaran jenggot dan meningkatkan kinerjanya. Mengingat masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesasikan negeri tercinta, Indonesia.